MENGAPA KUCING MENUTUPI KOTORANNYA SENDIRI?

Edutafsi.com - Fakta Unik Mengenai Kebiasaan Kucing. Hai Sobat Tafsi, ada yang pelihara kucing gak di rumah? Kalau Sobat memelihara kucing, mungkin Kalian sudah tidak asing lagi dengan salah satu perilaku unik kucing, yaitu menutupi kotorannya setelah buang air besar. Biasanya kucing suka mencari tumpukan pasir untuk pup kemudian menutupi kotorannya dengan tumpukan pasir tersebut.

Pertanyaannya, kenapa ya kucing tersebut menutupi kotorannya? Apakah kebiasaan seperti itu dilakukan oleh semua kucing?

Ternyata tidak. Tidak semua kucing memiliki kecenderungan untuk menutupi kotorannya. Sebagian lagi bahkan dengan sengaja tidak menutupinya.

Nah, biasanya kucing yang tidak menutupi kotoran ini suka bikin kesal pemilik rumah. Apalagi kalau kucingnya buang air di sembarang tempat.

Kira-kira, kenapa ya ada perbedaan perilaku seperti itu? Mengapa ada kucing yang menutupi kotorannya dan ada pula yang tidak?

Pada kesempatan ini, edutafsi akan mengulas beberapa teori yang menjelaskan mengenai kebiasaan tersebut. Apa alasan kucing menutupi kotorannya.

Tapi, sebelumnya kita lihat dulu beberapa dongeng atau cerita rakyat yang menjelaskan asal-usul kebiasaan kucing menutupi kotorannya.

Dongeng Asal-usul Kucing Menutupi Kotorannya

Buat Sobat Tafsi yang masa kecilnya terbiasa dibacakan cerita fantasi atau dongeng, mungkin sudah pernah mendengar cerita mengenai kucing ini.

Sebenarnya ada beberapa versi, tapi kali ini edutafsi akan mencoba membagikan dua versi cerita yaitu versi harimau dan versi anjing.

Ingat, ini hanya cerita dongeng yang kebenarannya sama sekali belum dapat dipastikan. Hitung-hitung untuk hiburan lah ya.

#1 Dongeng Kucing dan Harimau

Dahulu kala, hiduplah seekor harimau yang bersahabat dengan seekor kucing. Mereka hidup di sebuah hutan dan selalu bersama-sama.

Saat itu, harimau tidak pandai berburu sehingga kucinglah yang selalu mencari buruan dan membaginya bersama harimau untuk dimakan bersama.

Suatu hari, harimau meminta kucing mengajarinya agar tidak selalu bergantung pada kucing. Kucing pun mengajari harimau bagaimana cara memburu mangsa.

Harimau belajar dengan cepat. Ia pun berhasil menangkap seekor hewan buruan yang besar. Namun dia tidak puas dengan hal itu.

Ia lantas meminta kucing untuk mengajarkan kepandaian lainnya. Sambil berfikir, kucing pun mengatakan bahwa ia sudah mengajarkan semuanya.

Tak puas dengan jawaban kucing, harimau akhirnya menyusun rencana. Ia sengaja menakut-nakuti kucing agar kucing menunjukkan kepandaiannya.

Ketika kucing sedang tertidur, Harimau mengendap-endap dan berpura-pura ingin menerkam kucing. Kucing yang terkejut sontak bangkit dan memanjat pohon.

Harimau pun sadar bahwa kucing ternyata memiliki keahlian lain, yaitu memanjat pohon. Harimau kecewa dan kesal karena kucing tidak mengajarinya.

Sambil mengancam, harimau tetap menunggu di bawah pohon agar kucing mau turun. Sementara kucing yang ketakutan tetap bertahan di atas pohon.

Karena lapar dan kucing tidak kunjung turun, harimau akhirnya pergi sembari mengumpat. Ia bersumpah akan memangsa kucing suatu hari.

Mendengar umpatan tersebut, kucing pun segera meninggalkan hutan ketika harimau pergi. Kucing pergi ke perkampungan manusia dan diterima baik di sana.

Kepandaiannya menangkap tikus membuat kucing disukai dan disayangi oleh manusia. Meski begitu, kucing tetap waspada terhadap harimau.

Meski jauh dari hutan, kucing memutuskan untuk menutupi kotorannya agar tidak tercium oleh harimau dan harimau tidak dapat menemukannya.

Jadi, menurut dongeng ini, kucing sengaja menutupi kotorannya setelah buang air karena takut keberadaannya diketahui oleh harimau.

#2 Dongeng Kucing dan Anjing

Pada zaman dahulu, di sebuah hutan, sekelompok hewan tengah berdebat. Mereka khawatir karena beberapa hewan telah mati dimangsa pemburu.

Para hewan yang dipimpin oleh macan pun mulai mendiskusikan bagaimana caranya untuk menghentikan pemburuan di hutan tersebut.

"Satu persatu binatang di hutan ini ditangkap oleh pemburu. Kita harus menghentikannya. Kalau tidak, bisa-bisa esok kitalah yang jadi korban", seru macan.

Semua binatang yang hadir mengangguk tanda setuju. Tapi mereka kemudian berfikir bagaimana cara menyingkirkan pemburu tersebut.

"Kita harus menyingkirkan anjingnya!" seru macan.

Mendengar hal tersebut, binatang lain terlihat takut. Tak satu pun dari mereka yang berani mengajukan diri untuk melawan anjing sang pemburu.

Namun tiba-tiba kucing menawarkan diri untuk melawan anjing. Semua binatang yang hadir pun tertawa meremehkan kucing.

Karena tak percaya kucing dapat mengalahkan anjing, macan bahkan sampai berjanji akan memakan kotoran kucing jika Ia berhasil mengalahkan anjing tersebut.

Kesal diremehkan, kucing pun bertekad membuktikan ucapannya. Dengan tak-tik yang disusunnya, segera kucing menyelinap ke rumah pemburu di mana anjing berada.

Ketika tiba di rumah pemburu, anjing sedang makan bersama tuannya. Melihat ada kucing yang datang, anjing pun melolong dengan mata melotot.

Sang pemburu yang tak menyadari kehadiran kucing berfikir bahwa anjingnya sedang kelaparan. Ia pun menambahkan tulang untuk disantap sang anjing.

Namun bukannya memakan tulang itu, sang anjing terus saja melolong. Hal itu membuat pemburu bingung dan mencoba mengamati sekitarnya.

Di waktu yang bersamaan, kucing melompat ke atas dinding tepat di belakang pemburu. Sang anjing pun melolong ke arah pemburu seolah-olah mengonggonginya.

Kucing segera mengejek anjing untuk membuatnya marah. Tak terima ejekan kucing, anjing pun segera melompat berusaha menerkam kucing.

Tapi bukan kucing yang ia terkam, anjing malah tanpa sengaja menyerang sang majikan. Pemburu itu pun marah dan memukul sang anjing.

Ia kemudian mengambil senapannya dan mencoba menembak anjing yang telah melukai wajahnya. Anjing pun akhirnya lari terbirit-birit.

Sambil berlari, anjing pun bersumpah akan memangsa anjing hingga keturunannya. Mendengar hal itu, kucing pun tidak berani kembali ke hutan.

Ia memutuskan untuk pergi ke desa yang tak jauh dari rumah pemburu. Di sanalah ia bersembunyi. Sejak itulah ia menutupi kotorannya agar tidak ditemukan anjing.

Jadi, menurut dongeng ini, kucing sengaja menutupi kotorannya karena takut keberadaannya diketahui anjing. Itu dilakukan untuk membuatnya tetap aman.

Baca juga : Jangan Salah, Paus Bukan Ikan!

Alasan Kucing Menyembunyikan Kotorannya

Karena dongeng diceritakan dari mulut ke mulut dan umumnya adalah cerita fiksi, maka kedua cerita di atas tidak dapat dijadikan sebagai jawaban.

Kedua cerita itu tidak sepenuhnya menjelaskan alasan mengapa kucing menutupi kotorannya setelah buang air. Hal itu tidak dapat diterima dengan logika.

Oleh karena itu, beberapa ilmuwan mencoba mencaritahu alasan di balik perilaku atau kebiasaan kucing yang terbilang unik tersebut.

Nah, berikut ini edutafsi rangkum beberapa teori yang mencoba menjelaskan penyebab kucing menutupi kotorannya sendiri.

Dalam ulasan ini, penulis akan mencoba menambahkan pandangan pribadi penulis. Hanya sekedar pendapat, jadi jangan dianggap serius.

#1 Kucing Adalah Hewan Penyuka Kebersihan

Salah satu teori yang mungkin merupakan teori yang paling banyak dianut oleh masyarakat adalah pandangan bahwa kucing adalah hewan yang bersih.

Menurut teori ini, salah satu alasan mengapa kucing mengubur kotorannya adalah karena kucing merupakan hewan yang menyukai kebersihan.

Nah, yang menjadi pertanyaan, jika kucing memang menyukai kebersihan, lalu bagaimana dengan kucing yang suka pup sembarangan dan tidak ditutup?

Tentu saja perilaku kucing yang buang air di sembarang tempat dan menyebabkan ruangan menjadi bau bukanlah tindakan yang menunjukkan cinta kebersihan.

Well, sama seperti manusia yang memiliki beragam kepribadian. Begitupula halnya dengan kucing. Mungkin tidak semua kucing menyukai kebersihan.

#2 Melindungi Diri Dari Ancaman Hewan Pemangsa

Teori berikutnya adalah teori proteksi diri. Jadi, menurut teori ini kebiasan kucing mengubur kotorannya bukanlah karena alasan kebersihan.

Menurut mereka yang menganut teori ini, alasan kucing menutupi kotorannya adalah untuk menyembunyikan jejak dari hewan pemangsa.

Dengan kata lain, kucing sengaja menutupi kotorannya setelah buang air agar hewan pemangsa tidak menemukan keberadaan mereka.

Seperti yang Sobat Tafsi tahu, kotoran kucing memiliki aroma yang sangat khas "busuknya". Dengan menutupinya, bau itu menjadi sedikit tertutupi.

Nah, yang jadi pertanyaan penulis, bukankah tubuh kucing jauh lebih besar dari kotorannya? Bukankah pemangsa tetap dapat menemukannya?

#3 Merupakan Adaptasi Terhadap Tuan Rumah

Teori selanjutnya yang menurut penulis cukup masuk akal adalah teori adaptasi atau penyesuaian diri terhadap lingkungan.

Jadi, menurut teori ini, kucing menutupi atau menyembunyikan kotorannya adalah sebagai bentuk adaptasinya terhadap tuan rumah atau majikannya.

Biasanya pemilik kucing akan sangat kesal jika kucingnya pup sembarangan di dalam rumah. Tak jarang karena itu, kucing dipukul atau bahkan diusir.

Nah, melihat dampak tersebut, kemungkinan besar kucing mencoba menyesuaikan perilakunya agar diterima oleh majikan dan tidak diusir.

Kenapa penulis setuju dengan teori ini? Karena penulis mengalaminya secara langsung. Kebetulan di rumah ada beberapa ekor kucing.

Nah, awalnya ada kucing yang pup sembarangan di dalam rumah dan penulis memutuskan untuk membuangnya karena sudah jerah membuang kotoran kucing.

Ternyata oh ternyata, kucing itu kembali lagi ke rumah setelah beberapa hari. Dan ternyata, kucing itu tak lagi pup di dalam rumah.

Sama seperti kucing yang lain, kucing tersebut sekarang mencari tanah berpasir untuk buang air kemudian mengubur kotorannya setelah itu.

Tapi, tidak semua kucing menunjukkan perilaku yang sama. Ada juga kucing yang setelah dipukul malah jadi buang air di toilet.

Serius, itu kucing meniru manusia mungkin ya? Pinter banget dia meluluhkan hati sang majikan. Coba dia bisa siram sekalian? Mantul pasti!

#4 Menunjukkan Daerah Kekuasaan

Teori terakhir yang mencoba menjelaskan perilaku kucing mengubur kotorannya sendiri adalah teori teritorial atau daerah kekuasaan.

Menurut teori ini, sejak dulu ada beberapa hewan yang memang menggunakan kotoran (urin atau feses) untuk menandai daerah kekuasaan mereka.

Nah, kotoran tersebut digunakan sebagai tanda atau semacam batasan untuk menghindari perselisihan teritorial antara hewan tersebut.

Beberapa hewan yang disebut menggunakan feses untuk menandai teritorial mereka adalah kucing, harimau, macan, armadilo, musang, dan sebagainya.

Kucing akan cenderung mengubur kotorannya jika daerah tersebut bukanlah daerah kekuasannya. Kucing seperti ini disebut bersifat inferior.

Sementara kucing yang lebih dominan menguasai suatu daerah akan membiarkan kotorannya (tidak menutupinya) sebagai tanda kekuasaan.

Itu sebabnya, jika ada lebih dari satu kucing di rumah, kemungkinan akan ada satu kucing yang cenderung tidak menutupi kotorannya.

Jadi, menurut teori ini, kucing menutupi kotorannya karena kucing tersebut mengakui teritorial tersebut bukanlah kekuasaannya.

Dengan kata lain, kucing tersebut mengakui bahwa ada kucing lain yang lebih dominan dan menguasai teritorial tersebut.

Tindakan tersebut sebagai bentuk pengakuan sekaligus untuk menghindari perselisihan karena berebut daerah kekuasaan.

Tapi, teori ini juga tidak sepenuhnya dapat dibenarkan. Karena terkadang kucing yang mengubur kotorannya terlihat lebih dominan dibanding yang tidak.

Kenapa kucing menyembunyikan kotorannya?

Nah itu dia beberapa teorinya. Menurut Sobat Tafsi gimana? Teori mana yang paling tepat menjelaskan perilaku kucing? Komen di bawah ya!

Baca juga : Kenapa Kita Menguap?

Demikian pembahasan mengenai kenapa kucing menutupi kotorannya yang dapat edutafsi bagikan. Semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan.

Jika konten ini berguna, bantu edutafsi ya membagikannya kepada teman-teman kalian melalui tombol share yang tersedia. Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

A Guide to RSS Aggregators

300 CONTOH KALIMAT SIMPLE PRESENT TENSE

"Who's the Boss?" 10 ways to start taking control (time management, goal setting, record tracking)